AFTERNOON TALK SERIES #20 : IMPLEMENTATION RESEARCH PADA BIDANG KESEHATAN

July 15, 2021, oleh: superadmin

Program Studi Magister Administrasi Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (MARS UMY), kembali mengadakan Afternoon Talk. Bahkan pada kesempatan kali ini Afternoon Talk memasuki series #20. Kegiatan dilaksanakan pada Rabu (14/7,) mealui Platfom Zoom Metting. Afernoon Talk mengangkat tema “Implementation Research Pada Bidang Kesehatan”. Sebagaiman menghadirkan dua Narasumber berkompeten yaitu Dr. dr. Merita Arini, MMR dan dr. Iman Permana, M.Kes. Ph.D. Kedua Narasumber merupakan Dosen MARS UMY dan Keperawatan UMY. 

Dalam penyampaiaannya, Dr. dr. Merita Arini, MMR yang membawakan topik tentang “Adaptasi Evidence Based Intervensi” memaparkan dengan sangat lugas. Merita menjelaskan bahwa ketika seorang peneliti tidak menemukan Guidline atau Intervensi maka peneliti akan membuat program baru untuk dijadikan acuan pemecahan masalah. Akan tetapi semua itu tentu membutuhkan adaptasi. Adaptasi yang dimaksud adalah adaptasi yang sifatnya sistematis. “Dalam melakukan Adaptasi Intervensi hal yang sangat harus memilih EBI yang tepat. Hal yang sangat diperhatikan dalam memilih tentunya banyak mempertimbangkan tujuan apakah sesuai dengan adaptasi yang diingankan” Ucap Merita. 

Adapun adaptasi intervensi dibagi menjadi beberapa bagian. Adaptasi yang sering ditemui yaitu adaptasi formal dan adaptasi informal. Adaptasi Informal paling sering ditemukan oleh Dokter. Adaptasi informal menggunakan kerangka kerja yang ditetapkan dapat menimbulkan risiko jika intervensi yang diterapkan berada diluar cakupan rekomendasi berbasis bukti asli. Sementara Adaptasi Formal justru sebaliknya dan menyediakan secara sistematis untuk mendekati adaptasi, untuk meningkatkan ketelitian metodologis dan kualitas pedoman yang diadaptasi. Sebelum mengakhiri penjelasannya, ia menekankan bahwa kerangka adaptasi sangat berharga sebagai bantuan untuk memastikan mempertahankan elemen inti & kesetiaan. Penggunaan kerangka adaptasi yang dioptimalkan yaitu pemahaman dan estimasi awal dari sumber daya dan waktu yang dibutuhkan, peningkatan kapasitas dalam metode adaptasi, dan meningkatkan kemampuan adaptasi dokumen rekomendasi sumber.

Tidak hanya itu, Merita juga memberikan contoh Jurnal dan Paper terkait Adaptasi Evidence Based Intervensi (EBI). Melanjutkan materi Merita, dr. Iman Permana, M.Kes. Ph.D menjelaskan tentang “Partisipatori Action Research (PAR)”. Iman mengatakan bahwa pengakuan atas kemampuan orang yang tinggal atau bekerja di tempat penelitian, untuk bisa secara aktif terlibat dalam proses penelitian. Terdapat 4 komponen penting dalam PAR yaitu, PAR melakukan penelitian Bersama partisipan bukan terhadap partisipan, anggota penelitian berkerja sama dalam penelitian & memcahkan masalah, PAR proses pengembangan aksi dan refleksi, PAR merupakan sesuatu yang nyata dan ditujukan untuk perubahan yang positif.

“Didalam sebuah penelitian membutuhkan PAR sebab dalam penelitian pasti akan bertemu dengan penelitian yang tidak efektif, tidak produktif hinggal konflik internal” Ungkap Iman. Peneliti juga memerlukan Data yang akurat dalam penelitian. Karena akan diadakannya diagnose dan evaluasi dalam penelitian. 

Tidak berbeda dengan Dr. dr. Merita Arini, MMR, Iman juga memberikan contoh Jurnal dan Paper mengenai Partisipatori Action Research (PAR). Ia juga berpesan bahwa menjadi seorang peneliti harus memiliki planning,action dan jiwa observe dan reflect dalam menjalankan penelitian. 

Kegiatan berlangsung dengan didukung antusias mahasiswa MARS UMY yang ikut turut berpartisipasi dalam kegiatan. Terlihat beberapa mahasiswa yang mengajukan pertanyaan kepada para Narasumber. *(GF)