Kuliah Tamu Central Sterile Supply Department (CSSD) #3 dalam Pelayanan Strelisasi yang Tersentral

April 25, 2021, oleh: superadmin

Yogyakarta – Program Studi Magister Administrasi Rumah Sakit (MARS) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, mengadakan Kuliah Tamu Central Sterile Supply Department (CSSD). Kuliah tamu CSSD #3 ini merupakan tindak lanjut dari kuliah tamu sebelumnya. Pada kesempatan ini kuliah tamu membahas tentang Manajemen Penunjang CSSD dalam Pelayanan Strelisasi yang Tersentral. Kegiatan dilaksanakan pada Sabtu (24/4) mealui Platfom Zoom Metting. Kuliah tamu ini menghadirkan Narasumber Apt., Dra.Laswety Bakarm, M.Epid yang merupakan Dosen Prodi MARS UMY sekaligus Surveior KARS sejak tahun 2019.

Laswety memaparkan tentang Manajemen Penunjang CSSD dalam pelayanan Strelisasi yang Tersentral dimulai dari sejarah CSSD,Akreditasi,Standar Sterilisasi Sentral hingga Alur Strelisasi. Sejarah yang diawali dengan Tindakan bedah,Penemuan Mikroorganisme,Strelisasi di kamar operasi,CSSD pertama,Dekontaminasi dan Lay out sampai Sentralisasi Sentral. Dalam CSSD mengenal yang Namanya Standart Akreditasi, Maksudnya adalah pedoman yang berisi tingkat pencapaian yang harus dipenuhi oleh RS dalam meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien. Menurut Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) Edisi 1.1 menyebutkan, Survei system pelayanan beresiko tinggi terfokus pada Peralatan dan Sterilisasi Sentral.

Standar Utama Strelisasi Sentral berpacu pada 3 Standar. Diantaranya Standar Sumber Daya Manusia, sebagaimana sesuai dengan kompetensi khusus yang dibutuhkan dalam kegiatan pelayanan sterilisasi sentral. Kedua, Sarana Prasarana yang menjamin proses pelayan sterilisasi ketersediaan tiga area yang saling terpisah satu sama lain. Area tersebut meliputi area kotor,area pencucian dan area penyimpanan. Ketiga, Proses yang menjamin mutu dari setiap tahap sterilisasi instrument yang terkontaminasi. Kemudian proses penyediaan BMHP dan proses penyiapan Linen.

“Strelisasi yang Tersentral tentu memiliki alur pemprosesan yang signifikan, demi mewujudkan Strelisasi yang sesuai dengan standar strelisasi Sentral” Ungkap Laswety. Dalam Alur Strelisasi Linen (semua produk RS, meliputi peralatan,dll) akan melalui Disinfeksi. Dimana Disinfeksi dibagi menjadi dua yaitu Disinfeksi tingkat tinggi dan Disinfeksi tingkat rendah. Hal yang membedakannya adalah apabila Disinfeksi tingkat tinggi yaitu peralatan semi kritikal, sementara tingkat rendah peralatan non kritikal. Tidak lupa Laswety juga memaparkan Standar Pelayanan menurut ICRA (Infection Control Risk Assesment). Artinya Rumah Sakit harus melakukan asesmen resiko terhadap kegiatan penunjang di RS, yang haus mengikuti prinsip-prinsip pencegahan dan pengendalian infeksi. Serta menurunkan resiko infeksi.

Dalam penghujung materi, Laswety mengatakan Akreditasi CSSD sangat penting. Sebab manfaatnya Pimpinan dan Tenaga tersertifikasi,Pelayanan Sterilisasi Sentral terstandar,Kendali Mutu dan Kendali Biaya diterapkan. Kemudian Fasilitas Pelayanan Strelisasi tersedia dengan baik. *(GF)